Penantian
Penantian
Aku senang wangimu yang tertinggal di sela
kalimat manis yang berpenggal-penggal diantara reruntuhan kenangan yang membatu
wangimu adalah sebuah mesin waktu aku suka matamu yang coklat penuh hasrat
membuat melangkah pergi darimu.
Terasa sangat berat dengan mata kau memandang
alam semesta dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu berkata-kata aku benci
senyumanmu yang dipenuhi zat adiktif sampai aku tak tahu lagi mana yang fakta
mana yang fiktif senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan
membias jingga sebelum akhirnya mengiringku pada kegelapan.
Aku rindu sosokmu
yang memberi tahuku bahwa cinta terpendam adalah bahasa keheningan dengan hati
yang saling menggenggam jadi? apakah salah jika selalu saja namamu yang
terukir? meski rasa ini tanpa nama, tanpa sebab mula, tanpa akhir lambat laun
kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi bukan untuk disampaikan
hanya untuk dikirimkan lewat doa.
Beberapa rasa harus dibiarkan menjadi rahasia
bukan untuk diutarakan hanya untuk disyukuri keberadaannya biarlah apa kabar
menjadi penganti aku rindu jaga dirimu baik-baik menjadi pengganti aku sayang
kamu tangannya menjadi tanganku untuk menuntunmu pundaknya menjadi pundakku
untukmu bersandar biarlah gemercik gerimis secarik senja secangkir teh dan bait
lagu menjadi penggantimu.
0 komentar :
Posting Komentar