Penantian

Senin, 11 Mei 2020

Penantian



Penantian

Aku senang wangimu yang tertinggal di sela kalimat manis yang berpenggal-penggal diantara reruntuhan kenangan yang membatu wangimu adalah sebuah mesin waktu aku suka matamu yang coklat penuh hasrat membuat melangkah pergi darimu.

Terasa sangat berat dengan mata kau memandang alam semesta dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu berkata-kata aku benci senyumanmu yang dipenuhi zat adiktif sampai aku tak tahu lagi mana yang fakta mana yang fiktif senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan membias jingga sebelum akhirnya mengiringku pada kegelapan.

Aku rindu sosokmu yang memberi tahuku bahwa cinta terpendam adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam jadi? apakah salah jika selalu saja namamu yang terukir? meski rasa ini tanpa nama, tanpa sebab mula, tanpa akhir lambat laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi bukan untuk disampaikan hanya untuk dikirimkan lewat doa.

Beberapa rasa harus dibiarkan menjadi rahasia bukan untuk diutarakan hanya untuk disyukuri keberadaannya biarlah apa kabar menjadi penganti aku rindu jaga dirimu baik-baik menjadi pengganti aku sayang kamu tangannya menjadi tanganku untuk menuntunmu pundaknya menjadi pundakku untukmu bersandar biarlah gemercik gerimis secarik senja secangkir teh dan bait lagu menjadi penggantimu.


By:  Fiersa Besari

0 komentar :

Posting Komentar