Jarak

Jumat, 22 Mei 2020

Jarak



Jarak

Mari tinggal sejenak menghitung jejak yang masih setia berdetak pada rasa yang kini berjalak memang pernah ada cinta yang mematahkanku dan kau yang selalu kuragu menyihir kata, menjelma puisi yang etah kau tunjukan untuk siapa?

Pernah suatu ketika aku menahan laju jarum jam di ujung jalan itu agar kau dan aku dapat tinggal lebih lama kau memang kerap terisau dengan angka-angka sedangkan aku bersikeras untuk menjadikan kita ada menjelang malam setelah puas mengupas jarak mendadak kau seolah lupa bergegas hendak beranjak padahal suara hujan masih terdengar serak dan aku terjebak dalam sepasang mata dan putus asa.

Dan aku kembali pulang pada luka yang sama tanyaku. apa kau bahagia?


By: Lila Saraswaty

0 komentar :

Posting Komentar