Kamu Yang Mengetuk Sukma

Jumat, 01 Mei 2020

Kamu Yang Mengetuk Sukma


Kamu Yang Mengetuk Sukma

Hari itu menjadi saksi bisu ketika pertama aku melihatmu penglihatan itu menjadi noktah kembalinya percayaku tentang makna cinta ternyata kebahagian masih bisa didapat sekalipun dari senyum sederhana yang terbit dari wajahmu ingin rasanya kupekik sebuah ikhbar kepada penghuni samundera bahwa pada hari ini aku merasa damai dengan menatapmu dalam diam.

Wajahmu seperti memancarkan pancarona untuk mengetuk sukma yang sudah lama tidak berpenghuni desir pasir yang menari, beriringan dengan irama ombak menjadi saksi atas kekagumanku padamu tapi, apakah dengan mencintaimu adalah upaya untuk kembali meraih bahagia? atau justru akan berakhir dengan meringkuk penyesalan? tidak ada istilah yang terdefinisikan untuk mengambarkan renjana ini karena bisa jadi ini adalah sebuah bejana yang memberi kisah bahagia atau justru memupuk luka? untuk saat ini, biarlah semuanya menjadi pertanyaan-pertanyaan tak perlu jawaban.

Terlalu banyak senerai history yang menghantui jangan sampai aku terjebak dengan teka-teki sehingga lupa hakikat menikmati detik-detik petang yang ku habiskan untuk bertamu ke pesisir kuakhiri dengan melangitkan asma kepada tuhan bersyukur terhadap nikmat kecukupan kecukupan dalam setiap proses kehidupan tidak lebih tidak kurang membuatku berada pada titik seimbang untuk terus melantunkan syukur tuhan memang romantis.


By: Fadel Yulian

0 komentar :

Posting Komentar