Presipitasi Koalesensi
Presipitasi
Koalesensi
Sebab tuhan telah menciptakan ingatan maka
izinkan aku untuk mensyukurinya sebagai mesin waktu menengok masa lalu, saat
aku mencubit pipimu kemudian mukamu memerah saat kita belum paham arti berpisah
hujan itu 1% cairan dan 99% kenangan terkadang, ada hujan yang jatuh saat
teriknya mentari namun, terkadang ada tangis yang jatuh saat senyummu berseri
mentari itu kini telah tenggelam, bersama semua doa.
Awal mencinta yang kini
pupus di bias kejora sebenarnya petang ini menyenangkan sama sepertimu
menggelayut rindu memelukku saat kita belum tersekat menjadi aku dan kamu
petang ini juga tenang, seperti dirimu saat masih bisa mengucap sayang, saat
pelukanmu belum menjadi sebuah kenang hanya tersedak entah oleh kenapa,
sehingga aku tertiba mengingatmu apapun itu, aku sedang menikmati cantinya
rindu. akhirnya menyadari tentang perpisahan mendewasakan hati.
Awal tengukan
yang manis, tengah kenikmatan yang puitis, hingga berakhir pada pahitnya ampas
berujung miris seperti segelas kopi ? memang aku memang tengah menikmati itu
bersama bayangan masa lalu saat masih ada dering ponsel yang memanggilku untuk
sebuah pesan singkat bertuliskan "I MISS YOU" semakin aku
mengingatmu, semakin aku paham tentang garis tuhan untukku aku adalah mendung,
dan kau adalah rintik embun bersama, kita hanya akan menjadi gerimis, meluluh
perih dalam isak tangis aku kaku bagai seonggok kayu dan kau menggelora bagai
api cemburu bersama, kita hanya akan menjadi abu, usai terbakar berbekas pilu
aku melamun pada malam, dan kau termangu dalam temaram. bersama, kita akan
terus tenggelam saling merindu gelimang cahaya dalam kelam cukup
Semakin lama, hanya desir rindu yang
melanda sampai remuk menelusuk relung, hingga perih mengiris rusak yang
berkabung disini cerita tentangmu akan tetap utuh untuk bernaung karena waktu
membuat keringat dalam pendewasaan, telah terlewati deretan sosok pengisi
kerinduan pada tiap embusan, sebutlah itu kenangan.
Maaf, aku hanya sedang membuka kembali memori yang mengaluh dan terhentak akan kenangan menahun untukmu masa lalu, terima kasih atas lukamu nan anggun.
By: Wira Nagara
0 komentar :
Posting Komentar