Dan Kemudian
Dan Kemudian
Pagi datang lagi, membangunkanku dengan
kicauan burung dan mentarinya hari yang berbeda, waktu yang berbeda, masa yang
berbeda, masih dengan perasaan yang sama yang menunggu pesan darimu masuk ke
dalam ponselku sekedar selamat pagi akan jadi dua kata
paling hebat untuk mengawali hariku, ternyata tidak ada buku yang tergeletak di
sebelah pemutar musik sudah tiba pada halaman terakhir kata mereka, hidup ini
harus seperti membaca buku kita tak akan bisa lanjut ke bab berikutnya jika
terus terpaku di bab sebelumnya namun, mengapa hidupku lebih mirip satu lagu
yang sudah bersenandung ratusan kali di pemutar musik sedari malam terus
berputar balik tanpa pernah bosan kunikmati ke senduannya lagi-lagi imajinasimu
menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu sementara realitas? dalam
realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari aku sibuk mengejarmu, kau
sibuk menghindariku.
Ohh, tenang.
Aku tidak lelah, justru aku
menikmati prosesnya kemudian, pagi kembali berganti malam repitisi yang tidak
lagi membosankan semenjak kau hadir mata coklatmu yang indah dicampur senyummu
yang berseri tek pernah gagal membuat jagat rayaku meledak menjadi jutaan
kembang api sementara kata-katamu yang seadanya dan terkesan dingin adalah
residu dari kembang api yang menghanguskan bumiku menjadi jelaga gelap
lagi-lagi aku menantimu seperti mananti cahaya tak menyerah walau langkah
melemah entah mengapa hatiku berkata kaulah orangnya gemintang keras
menyemangatiku, terlalu jauh sorak sorainya untuk kunikmati disini sunyi tanpa
ingar bingar entah mengapa hatiku berkata; kau akan datang kita sama-sama
pemimpi, kau mengejar impian, darinya aku menunggu impianku, darimu, entah mengapa hatiku berkata kau pantas untuk semua pengorbanan.
By: Fiersa Besari
0 komentar :
Posting Komentar