Ketika Kukira Aku Istimewa

Minggu, 03 Mei 2020

Ketika Kukira Aku Istimewa



Ketika Kukira Aku Istimewa

Kukira hanya untukku dirimu teryanta kau terbagi ke segala penjuru sporadis memberi angin surga kepada kawanan pemangsa masih kurangkah telinga ini mendengar keluh kesahmu? belum cukupkah waktuku untuk membalas semua aduanmu? jika aku yang kau rasa menenangkanmu lantas mengapa ia yang menenangkanmu? siapa gerangan dirinya dari mana datangnya mengapa aku tidak melihatnya datang.

Nampaknya terlalu rapi kau sembunyikan musuhku di dalam selimutmu siapapun yang berusaha merenggutmu akan kuanggap musuh jadi selama ini saat aku berharap mungkin saja kau dan dirinya sedang bermalam mingguan saat aku terbuai mungkin saja kalian sedang bergandengan tangan saat aku hendak membantu masalah-masalahmu sudah ada dirinya yang menjadi ksatria untukmu bravo! luar biasa dan kalah sebelum berperang adalah perasaan yang sangat menyebalkan.

Hari ini mau tak mau harus kupakai lagi topeng senyumku kusimpang lagi perasaanku rapat-rapat selamat kataku padahal bara membakar hati sembari hangus, aku terus menerus mengutuk diri sendiri wahai kau yang bejubah api. 

Puaskah kau menjadikanku arang sebenar-benarnya cemburu yang menyakiti adalah cemburu pada seseorang yang tidak perduli akan perasaan kita namun ini bukan salahmu sungguh memang aku saja yang tidak cukup berani untuk menjabarkan apa yang sepatutnya kau ketahui.

Selamat ulangku dengan penuh kemunafikan padahal diam-diam kudoakan ia mati saja kau tersenyum matamu berbinar entah lugu atau pura-pura tak mengerti mengenai apa yang kupendam dan aku yang bodoh ini terkunci rapat-rapat di dalam labirimu tak tahu jalan keluar secara terselubung kususupi hari-hariku dengan pengharapan secercah harapan mampu hadir, bahkan di ruangan tergelap tenang saja kau takkan kehilangan segala perhatianku.

Aku hanya menyembunyikannya lebih rapi lagi ya, aku mengalah. aku mengalah karena aku percaya kalau kau memang untukku sejauh apapun kakimu membawa lari jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali padaku.


By: Fiersa Besari

0 komentar :

Posting Komentar