April 2020

Kamis, 30 April 2020

Arti Kerinduan


Arti Kerinduan 

Bagiku rindu adalah perasaan gundah dan bahagia yang terjadi karena faktor jarak, kehilangan dan kepergian perasaan tersebut bisa saja suka, duka dan lara atau bahkan kecewa tergantung posisi diriku, apakah merindukan seseorang karena terpisahkan karena jarak atau merindukan seseorang tanpa alasan atau merindukan seseorang yang benar-benar pergi dari kehidupan ini faktor-faktor tersebut lah yang sering kali menjadi landasan atas kemunculan rindu dalam kehidupanku.

Memengaruhi perasaan yang kemudian membuat diriku gundah gulana suka dan duka atau kecewa dan lara begitu banyak aspek yang mempengaruhi datangnya sebuah rindu dalam kehidupanku apalagi yang menyebabkan kerinduan itu datang kalau bukan perpisahan kepergian kehilangan dan sebuah permasalahan yang kemudian menyebabkan diriku sulit untuk tertidur.

Malas, bersedih dan bahkan putus asa rindu juga bisa kuartikan rasa yang hadir tanpa bapak dan ibu sering di kandung oleh sepasang kekasih yang menginginkan temu namun tidak semua orang mampu bersatu dengan apa yang mereka rindukan kerena waktu memiliki kendali penuh untuk semua kerinduan yang kemudian menghadirkan tanda tanya besar dan begitu sulit untuk di pecahkan rindu juga teramat pandai memanfaatkan momen. 

Hadir beberapa janji yang pernah terangkai mulai aku langgar dalam sebuah komitmen kemudian diriku mulai memutuskan untuk berpencar, berdiam diri atas apa yang aku langgar bungkam dan memutus komunikasi, lalu saat itulah rindu menjeruji hati ini rindu pernah hadir sekalipun tidak pernah aku undang rasa tersebut datang bertamu pada diriku yang mengharapkan kehadiran seseorang yang aku rindukan.

Seketika itu rindu mulai mengetuk pintu hati memasuki diriku yang mulai menyeru-nyerukan nama seseorang yang pernah berkuasa atas hati yang aku miliki kemudian rindu memeluk erat hati dan pikiranku semakin erat rindu memeluk semakin kuat pula ingatan dan harapan kepada ia yang tidak lagi mengharapkanku rindu juga taat berkundung ketika diriku terikat oleh jarak dengan seseorang yang sedang aku rindukan.

Diam-diam rindu masuk dalam selimut yang menutupi raga yang tengah lara suhu diluar selimut begitu dingin, namun dalam hati ini ada panas yang begitu bergejolak isi kepalaku berubah menjadi mesin pertanyaan baik-baikkah dia di kejauhan? mampukan ia menjaga hati seperti yang saat ini aku lakukan? dalam kehidupanku rindu sering kali bermunculan di malam hari saat dunia ini terlelap karena lelah seharian berotasi.

Senyap-senyap rindu menemaniku yang suka berhalusinasi dan kemudian mengubah perasaan yang tadinya tadinya begitu berseri menjadi kesedihan yang tiada henti lambat-lambat rindu datang, lumat-lumat diriku terselesaikan begitu sekiranya rindu mengetuk pintu hatiku terbuka tanpa pernah aku buka rindu teramat pandai menyusup pada diriku, menelanjangiku habis-habisan membuat air mataku ini tidak terhentinya meneteskan.

Akhirnya kemunculan rindu itu bertujuan menghantarkanku pada tujuan yang tidak akan aku temui membuatku sampai pada tujuan untuk kembali memulai ulang kerinduan tersebut seperti itu, tidak akan menemui kata tuntas sekalipun telah kita tuntaskan dengan satu kata lampias dalam sebuah pertemuan.


By: Genta Kiswara

Rabu, 29 April 2020

Selasa, 28 April 2020

Pacar Senja


Pacar Senja

Senja mengajak pacarnya duduk-duduk di pantai pantai sudah sepi dan tak akan ada yang peduli pacar senja sangat pendiam, ia senyum-senyum saja mendengarkan gurauan senja bila senja minta peluk setengah saja pacar senja tersipu-sipu nanti saja kalau sudah gelap, malu dilihat langskap cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka.

Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya tak terasa senja pun tiba senja tahu-tahu melengos ke cakrawala meninggalkan pacar senja yang masih megap-megap oleh ciuman senja mengapa kau tinggalkan aku sebelum sempat kurapihkan lagi waktu betapa lekas cium menjadi bekas betapa curangnya rindu awas akan kupeluk habis kau esok hari pantai telah gelap ada yang tak bisa lelap pacar senja berangsur lebur luluh menggelegap dalam gemuruh ombak.


By: Joko Pinurbo

Senin, 27 April 2020

Yang Aku Tahu


Yang Aku Tahu

Yang aku tahu, kita bertemu hanya untuk sekedar saling curi tatap diam-diam menoleh dan saling bertanya dalam dialog rahasia di pikiran kita jika hanya tentang sebuah kepastian, kau telah berhasil mendapatkannya karena, sejak jumpa yang membuatku mulai menerka, kau membukakan pintu kesempatan sebuah rumah untuk aku berkunjung meski nyatanya kita berdialog, nyatanya dalam tatapan sesekali kau buang, karena tak sanggup menerima gelombang yang kau dapati dalam dirimu.

Saat itu jika hanya tentang kesepakatan, seluruh isi dalam diriku, seluruh sel darah, nalar dan rasa telah mengumpulkan suara dan bermusyawarah kaulah yang terpilih untuk menduduku singgasana dalam dadaku menjadi rumah, dari semua pulangku di dalam dadaku, kau bebas bukan hanya untuk merindu, kau juga akan kurindukan telah aku siapkan secangkir kemesraaan dan sekotak kasih kudapat yang akan kita nikmati di pelataran kisah kita karena dalam hidupmu aku ingin ada guna bahkan untuk cerita yang tidak terlalu berguna.


By: Syahid Muhammad

Minggu, 26 April 2020

Merelakanmu


Merelakanmu

Aku harus merelakanmu untuk terus bersamanya aku merelakanmu untuk menjalani hari-harimu dengan dia saja dan saat ini, aku tengah berada di titik yang begitu mematahkan diri ini namun, biarlah aku menanggung ini sendirian kau tak perlu merasa terbebani sebab mencintaimu adalah tugas yang enggan aku akhiri namun memilikimu adalah tugas yang harus kuberikan dengan yang lebih menjagamu.


By: Dindi Lekstami

Sabtu, 25 April 2020

Aku Tetap Bisa Hidup Tanpa Kamu


Aku Tetap Bisa Hidup Tanpa Kamu

Satu hal yang tidak pernah kubayangkan  adalah tidak lagi menjalani hari-hariku bersamamu tidak lagi menjadikanmu seseorang tempat berbagi cerita tidak lagi menjadikanmu orang yang kucari saat terbangun sebab mimpi buruk di pagi buta aku benar-benar tidak tahu harus membayangkan seperti apa jadinya nanti bila kamu tidak lagi menemani disisi aku tidak bisa menerka apa yang akan kulalui nanti jika bukan kamu yang mendampingi. 

Sebah segala hal yang kujalani hari ini sudah menjadi kebiasaan denganmu kamu adalah segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaanku aku bukan tidak bisa hidup tanpamu seandainyapun kamu memilih untuk tiada mau tidak mau hidupku akan tetap berjalan juga aku akan tetap melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan.

Akan tetap bekerja karena hidup memang ditakdirkan untuk bekerja akan tetap membaca buku-buku yang menumpuk di lemariku akan tetap menulis puisi juga draf-draf yang belum sepenuhnya jadi akan tetap berjalan kaki setiap hari mendatangi tempat-tempat yang aku sukai meski mungkin pada bagian ini aku kembali mengingatkan perihal kamu. 

Namun aku akan tetap melakukannya walau tanpamu semua akan berjalan seperti biasanya hanya saja, rasanya akan berbeda, akan sedikit lebih hampa aku hanya ingin kamu memahami jikapun masih harus berjalan lagi kakiku akan lebih kuat jika kamu ada disisi jikapun harus berjuang lagi, tubuhku akan lebih tabah jika kamu yang menemani jangan kemana-mana sebab bagiku, kamu istimewa.

Jangan pergi meninggalkan hati, meski tanpamu aku akan tetap berusaha tidak mati dekaplah aku dan mendekatlah dalam semua hal yang aku rindu aku ingin tetap kamu menjadi seseorang yang setia bersamaku apapun nanti yang kita jalani, bersamamu aku merasa lebih berisi bersamamu aku merasa tidak pernah hampa, bersamamu segalanya menjadi hal-hal yang ingin kubuat nyata. kamu tahu, aku terlalu dalam menginginkanmu.

Aku seseorang yang butuh kamu membetahiku aku ingin kamu berlama-lama mendapingiku sebab begitu banyak perasaan yang tidak bisa kuutarakan kepadamu tetaplah mencintaiku berkali-kali sebab cintaku kepadamu berlipat-lipat ingin memiliki aku akan tetap bisa hidup tanpa kamu, tapi akan lebih bahagia kalau hidup bersama kamu. 

Sebab itu, bersedialah hidup bersamaku selamanya, kalau kamu memilih pergi, hidupku memang akan tatap berjalan lagi aku akan tetap berjuang dan bertahan meski sendiri namu mungkin tidak sebahagia hari ini saat bersamamu.


By: Boy Candra

Jumat, 24 April 2020

Yang Tertinggal


Yang Tertinggal

Akhirnya, aku kehilangan lagi setelah berkali-kali mencoba bertahan akhirnya aku kehilangan sekali lagi sehebat apapun aku mencoba sekuat apapun aku mengalah pada akhirnya, aku selalu menjadi pihak yang merasa kehilangan.

Seperti setiap langkah kaki diciptakan untuk mengarahkanku pada sebuah kehilangan lagi berusaha sekuat tenaga hanya akan menyakiti diri sendiri siapa aku bagi mereka yang pergi? mengapa baginya aku tak cukup indah untuk merebahkan diri.

Sedihku kini berteman dengan sendirian ia yang dulu selalu ada disetiap sedihnya sekarang tidak ada ketika aku sedang bersedih, tawaku kini berteman dengan sepi ia yang dulu dengan susah payah kubuat bahagia sekarang tidak ada ketika aku membutuhkan tawanya.

Aku kehilangan sekali lagi aku yang dulu menyemangati sekarang menjerit mati di tinggal pergi.


By: Brian Khrisna

Kamis, 23 April 2020

Kamu Tak Pernah Mengerti


Kamu Tak Pernah Mengerti 

Kamu tak pernah mengerti duri-duri tajam yang tetap kulewati untuk sampai di tempatmu berdiri semua akar-akar melintang yang kutebas penuh keyakinan, untuk tetap menemukan jalan kulenyapkan semua keinginan yang kamu pandang tak menyenangkan kukorbankan waktu yang panjang meski belum ku genggam kepastian aku menyibukan diri dengan pekerjaan demi membawakanmu sebongkah bahagia akan tetapi kamu sambut aku dengan sinisnya tatapan mata apa dimatamu.

Aku tak berarti apa-apa? sedangkan bagiku kamu lebih dari segala yang kupunya di selah-selah rutinitas padatku selalu kusempatkan memberi kabar padamu sebab aku tahu kamu tak suka menunggu kupahami setiap ini amarahmu agar aku tak melakukan kesalahan lagi di depanmu selalu ku usahakan ada di sampingmu, meski harus menyingkirkan kepentinganku.

Bukankah semua telah kuberikan? kenapa kamu seolah tah paham? kenapa masih saja tak acuh yang kamu tunjukkan sekeras itukah hatimu? hingga memelukku adalah kesalahan untukmu kekasih katamu? tapi aku tak pernah merasa di beri tempat istimewa dihatimu apa yang sebenarnya menahanmu di sisiku? jika bukan lagi cinta, tak perlu pura-pura katakan saja yang sebenarnya aku siap menentukan sikap sebab, terus menerus mencintai sendirian itu hanya memperbanyak luka menyayat.

Semua ingin dan mimpimu berubah jadi catatan penting dalam hidupku inginku sendiri entah kemana, tak terlihat lagi semakin jauh dari tubuhku setinggi apapun yang kamu minta, aku berusaha mati-matian untuk memenuhinya aku bergerak ke arah yang kamu tentukan titahmu bagiku adalah sebuah keharusan selalu dan selalu, kamu yang kudulukan sering kali aku mengalah, meski tak bersalah aku suka atau tidak, asal itu bahagiamu. 

Aku tak pernah membantah apa lagi yang salah? atau caraku memanjakanmu justru mematikan nuranimu? hingga kamu mampu setega itu merenunglah lebih dalam sebelum aku tak lagi sanggup bertahan.



By: Suci Indriyani

Rabu, 22 April 2020

Telanjur


Telanjur

Kamu mulai menjadi seseorang yang tak pernah kuminta kehadirannya yang kaku dan dinginnya tak pernah aku inginkan tiba kamu adalah tempat seluruh ekspektasiku baikku berada lalu yang murni kini mulai terkontaminasi perasaanmu yang dulu jujur kini penuh kedustaan dengan terlanjur belum terpijak langkah pertama, kau buat aku tersandung jatuh tersungkur kamu menjadi tak acuh dan selalu menghindar wangi parfum yang pekat kini telah samar demi hubungan kita yang sebentar bisakah kita kembali menjadi hangat dan mengubah yang salah menjadi benar.

Rasanya berjuta rahasia kamu peluk samua di sembunyikan yang nyata di nyatakan yang maya konflik yang tak seharusnya ada menjadi seperti sebuah keharusan dalam perbincangan kita kamu yang masih jelas berada di dalam sebuah ikatan menguraikan semuannya sehingga mereka melihat kita sedang tidak dalam hubungan apa-apa sedih, kita belum saling mengakhiri tapi aku merasa sendiri sepertinya didalam ingatanmu memang telah hilang cinta hilang sudah semua kerlingan mata.



By: Nawang Nidlo Titisari

Selasa, 21 April 2020

Dari Sana Telah Kupahami


Dari Sana Telah Kupahami 

Pada suatu pagi aku berjalan di tepi sungai memandangi selembar daun yang terapung di tengah aliran yang tenang dan panjang terombang ambing mencari arah ketepian dari sana telah ku pahami betapa penantian saat berjumpa sang pujaan terkadang terasa panjang melelahkan pada suatu musim yang dingin aku berjalan di taman sepi menyaksikan bagaimana pohon-pohon begitu tabah menanggalkan daunnya satu persatu dalam diam menanti sampai suatu hari nanti ranting-rantingnya merimbun kembali dari sana telah kupahami tentang ketabahan akan penantian pada suatu waktu aku berjalan di padang bukit angin menyelinap kecup kelingaku desirnya melapalkan nyanyian keresahan sayup ku dengan mendayu dari sana telah ku pahami rindu serupa angin tak bisa ku lihat tapi dapat kurasakan kehangatan  dan kegelisahannya.

Pada suatu sore, aku berjalan di suatu senja kutatap mega-mega jingga yang menyekap mata keindahan langit yang hanya sekejap itu, hadir menjadi jeda diantara siang menderang yang malam temaram dari sana telah aku pahami betapa jarak menjadikan keindahan dari sebuah kerinduan memberi ruang yang luas bagi hadirnya sang  penjaga.


By: Lila Saraswaty

Senin, 20 April 2020

Aku Selalu Menyukai Matamu


Aku Selalu Menyukai Matamu 

Seperti halnya menyukai senja yang tak perlu kujelaskan aku selalu menyukai matamu menatap lebih lama kesana lalu menenggelamkan diriku berlama-lama tidak ingin berlari lagi segala penat seolah menemukan obatnya matamu selalu bisa menenangkan segala hal yang gusar mengenangkan semua yang sudah terlalu jauh berjalan aku melihat diriku semakin dalam semakin tidak mau keluar dari matamu itulah sebabnya mengapa aku suka mengajarkmu duduk berlama-lama.

Terkadang tidak perlu terlalu banyak bicara, kita hanya menikmati udara sambil saling menatap dalam hati, aku selalu memanjatkan doa agar denganku saja kamu ingin menetap aku suka segala tentangmu terlebih saat kamu cemberut dan cemburu tentu tidak dengan porsi berlebihan saat begitu, kamu selalu terlihat semakin mempersona ingin rasanya kupeluk dan tidak kulepas berlama-lama memeluk tubuhmu dan menatap matamu dalam waktu yang sama adalah hal termanis dari jatuh cinta lalu mengecup lembut keningmu menyadari kita memang harus memperjuangkan rindu selalu akan mengusahakan terus bertemu agar tidak tumbuh lebat sendu.

Aku juga suka saat kamu bermandi hujan tidak mandi hujan sungguhan kamu hanya kebesahan sebab air yang hujan turun terlalu lebat kita berteduh di halte, menunggu angkutan atau kadang saat hujan sepulang dari tepi laut kita berteduh di pinggir rumah yang sekaligus menjadi warung aku mengelap bias air yang membasahi pipimu kamu malah sengaja memercikan hujan ke wajahku lalu kita tertawa sambil bermain air tidak berani mandi hujan sungguhan kita hanya memainkan air yang turun dari ujung atap pada saat itu matamu lebih menarik dari hujan manapun matamu adalah langit yang teduh dan meneduhkan begitulah aku selalu terpesona oleh bening matamu selalu ingin mengurung diri disana menunda waktu dan membiarkan diriku tenggelam semakin dalam saat hujan begitu aku selalu didatangi kenang diajak berjalan ke tempat-tempat yang pernah kita datangi di selundupkan kembali de saat-saat diam sembari menatap matamu semuanya menjadi terasa nyata bahkan saat kamu tak pernah lagi ada saat kamu terlalu jauh di larikan jarak namun, hujan memang selalu begitu selalu mengingatkanku pada matamu lalu entah mengapa selalu saja sesuatu menghangatkan mataku.



By: Boy Candra 

Minggu, 19 April 2020

Laut Itu Begitu Dalam


 Laut Itu Begitu Dalam

Aku memilih terus memperbaiki diri bukan karena hari ini kamu meremehkanku bukan juga dimatamu aku tidak lebih penting dari yang lain tetapi karena aku memang harus menjadi lebih baik di masa mendatang kamu boleh memandangku sebelah mata aku sama sekali tidak akan memaksamu menyukaiku aku akan menelan segala padangan itu aku tidak akan marah meski mungkin tetap akan sedih sebab sedih itu manusiawi semoga suatu hari di masa depan kita bertemu lagi aku akan bekerja lebih keras untuk diriku menempa kemampuanku untuk orang-orang yang kucintai bukan untuk terlihat hebat di matamu suatu hari nanti aku ingin lebih baik dari diriku sendiri dan demi orang-orang yang kucintai semoga kamu tidak lupa, kamu pernah menjatuhkanku seperti tak berharga pernah menganggapku seseorang yang sedang berjuang ini tidak penting untuk suatu ketika aku lebih terus memperbaiki diri buka untuk membuktikan apa-apa kepadamu aku hanya ingin membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku bukanlah yang selayaknya kamu permaikan setengah hati tidak seharusnya.

Sebab aku belum sampai dimasa terbaikku kamu mengisyaratkan seakan aku tidak akan pernah mampu mencapai hal terbaik dalam hidupku kamu boleh memandangku rendah suatu ketika semoga kamu tidak merasa sedih saat semua alasan yang membuatmu menolakku ternyata tidak pernah menjadi nyata aku akan belajar lebih keras aku akan bekerja lebih puas hingga nanti tidak ada sutu orangpun yang membiarkanku lepas hidup ibarat laut, luas sekali, begitu dalam.

Terima kasih sudah memandangku sebatas permukaan semoga saja, suatu saat kamu menyadari bahwa laut ternyata bisa membuatmu tenggelam bisa membuatmu hanyut oleh arus yang tidak terlihat di permukaan kamu akan tahu bahwa segala sesuatu tidak seharusnya di lihat hanya dari hamparam luar saja butuh kedalaman untuk mengetahui maknanya seperti kamu menilaiku seperti kamu memperlakukanku suatu ketika kamu yang belum tahu sekaras apa usahaku kamu yang sebatas kenal sedikit saja akan aku.

Kamu yang tidak pernah benar-benar paham bagaimana isi dadaku kamu yang berpikir begitu yakin bahwa aku tidak bisa di andalkan lalu berlalu seperti berandalan yang berhasil merampas barang bawaan kamu memilih tidak ingin dipilih kamu mengasingkan diri menjadi asing sendiri sejak kamu mengambil keputusan di hari itu aku memutuskan untuk menempah diriku lebih keras dari apa yang pernah aku lakukan aku bekerja lebih lama dari biasanya aku menghabiskan tenaga lebih banyak untuk menempah kemampuanku aku memperbaiki sagala hal yang masih lemah di diriku aku memperkuat langkah aku memantapkan arah aku akan menemukan diriku yang baru sebagai seseorang yang akan kamu kenang dengan pahit suatu hari nanti seseorang yang pernah kamu remehkan dan berakhir dengan ketidak percayaanmu akan apa yang aku capai nanti kamu akan melihat bahwa laut itu benar-benar dalam lalu menyesali hanya pernah singgah di permukaan. 


By: Boy Candra

Kamis, 16 April 2020

Presipitasi Koalesensi


Presipitasi Koalesensi 

Sebab tuhan telah menciptakan ingatan maka izinkan aku untuk mensyukurinya sebagai mesin waktu menengok masa lalu, saat aku mencubit pipimu kemudian mukamu memerah saat kita belum paham arti berpisah hujan itu 1% cairan dan 99% kenangan terkadang, ada hujan yang jatuh saat teriknya mentari namun, terkadang ada tangis yang jatuh saat senyummu berseri mentari itu kini telah tenggelam, bersama semua doa.

Awal mencinta yang kini pupus di bias kejora sebenarnya petang ini menyenangkan sama sepertimu menggelayut rindu memelukku saat kita belum tersekat menjadi aku dan kamu petang ini juga tenang, seperti dirimu saat masih bisa mengucap sayang, saat pelukanmu belum menjadi sebuah kenang hanya tersedak entah oleh kenapa, sehingga aku tertiba mengingatmu apapun itu, aku sedang menikmati cantinya rindu. akhirnya menyadari tentang perpisahan mendewasakan hati. 

Awal tengukan yang manis, tengah kenikmatan yang puitis, hingga berakhir pada pahitnya ampas berujung miris seperti segelas kopi ? memang aku memang tengah menikmati itu bersama bayangan masa lalu saat masih ada dering ponsel yang memanggilku untuk sebuah pesan singkat bertuliskan "I MISS YOU" semakin aku mengingatmu, semakin aku paham tentang garis tuhan untukku aku adalah mendung, dan kau adalah rintik embun bersama, kita hanya akan menjadi gerimis, meluluh perih dalam isak tangis aku kaku bagai seonggok kayu dan kau menggelora bagai api cemburu bersama, kita hanya akan menjadi abu, usai terbakar berbekas pilu aku melamun pada malam, dan kau termangu dalam temaram. bersama, kita akan terus tenggelam saling merindu gelimang cahaya dalam kelam cukup 

Semakin lama, hanya desir rindu yang melanda sampai remuk menelusuk relung, hingga perih mengiris rusak yang berkabung disini cerita tentangmu akan tetap utuh untuk bernaung karena waktu membuat keringat dalam pendewasaan, telah terlewati deretan sosok pengisi kerinduan pada tiap embusan, sebutlah itu kenangan. 

Maaf, aku hanya sedang membuka kembali memori yang mengaluh dan terhentak akan kenangan menahun untukmu masa lalu, terima kasih atas lukamu nan anggun.


By: Wira Nagara

Rabu, 15 April 2020

Katakan Padaku, Rindu Lebih Pahit Daripada Empedu


Katakan Padaku, Rindu Lebih Pahit Daripada Empedu

Meski tak mampu mencintaimu dengan sepenuh tubuhku setiap waktu sebab jarak yang tak bisa kita sapu percayalah, tabahku melebihi harapmu kita adalah perpanjangan lengan dan doa pertemuan dan pelukan adalah nafasnya tersebab itu lain kali, kupeluk kau erat dari pada akar yang mencakar karang pada laut agar angin tak mampu lagi menjarah dan menjarakkan kita agar dingin tak lagi merusak gembira agar bibirmu tak pasih dan menjadi merah merona.

Janganlah terlalu banyak menumpuk diam sebab diam bisa menbenamkanmu lebih dalam dari pada tenggelam di lubuk-lubuk sungai yang airnya hitam bersuaralah ajak bersua rindu yang mulai melemah katakan kepadaku, cintamu melebihi ketakutanku akan kehilangan melebihi gelap malam yang menutup bayangan melebihi segala-galanya katakan kepadaku rindumu terasa lebih pahit dari empedu jika temu tak juga kuhadirkan di tubuhmu agar aku segera pulang mengulang malam-malam bersamamu kita sepah sepahit empedu dengan lenguh nafas bersamamu dengan peluruh puluhan rindu.



By: Boy Candra

Selasa, 14 April 2020

Dan Kemudian


Dan Kemudian

Pagi datang lagi, membangunkanku dengan kicauan burung dan mentarinya hari yang berbeda, waktu yang berbeda, masa yang berbeda, masih dengan perasaan yang sama yang menunggu pesan darimu masuk ke dalam ponselku sekedar selamat pagi akan jadi dua kata paling hebat untuk mengawali hariku, ternyata tidak ada buku yang tergeletak di sebelah pemutar musik sudah tiba pada halaman terakhir kata mereka, hidup ini harus seperti membaca buku kita tak akan bisa lanjut ke bab berikutnya jika terus terpaku di bab sebelumnya namun, mengapa hidupku lebih mirip satu lagu yang sudah bersenandung ratusan kali di pemutar musik sedari malam terus berputar balik tanpa pernah bosan kunikmati ke senduannya lagi-lagi imajinasimu menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu sementara realitas? dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku.

Ohh, tenang. 
Aku tidak lelah, justru aku menikmati prosesnya kemudian, pagi kembali berganti malam repitisi yang tidak lagi membosankan semenjak kau hadir mata coklatmu yang indah dicampur senyummu yang berseri tek pernah gagal membuat jagat rayaku meledak menjadi jutaan kembang api sementara kata-katamu yang seadanya dan terkesan dingin adalah residu dari kembang api yang menghanguskan bumiku menjadi jelaga gelap lagi-lagi aku menantimu seperti mananti cahaya tak menyerah walau langkah melemah entah mengapa hatiku berkata kaulah orangnya gemintang keras menyemangatiku, terlalu jauh sorak sorainya untuk kunikmati disini sunyi tanpa ingar bingar entah mengapa hatiku berkata; kau akan datang kita sama-sama pemimpi, kau mengejar impian, darinya aku menunggu impianku, darimu, entah mengapa hatiku berkata kau pantas untuk semua pengorbanan.



By: Fiersa Besari



Senin, 13 April 2020

Lembar Ingatan


Lembar Ingatan

Suatu hari saat angin sedang lembut-lembutnya bergurau beserta sepi yang membuka dadaku aku membuka ingatan luka demi luka aku baca dengan penuh rindu.

aku selalu bertanya, mengapa duka begitu satia padaku hingga dengan siapapun aku menetapkan hati, duka selalu hadir menanti untuk mengacaukan apakah hanya agar esok aku bisa belajar darinya? bahwa perlabuhan hati selalu menggelamkan harap? aku hanya yakin, luka tak serta merta tumbuh tanpa sebab mungkin aku telah menanam muasalnya harap menjadi pupuk terbaik untuk luka tumbuh subur dalam dadaku.


By: Syadid Muhammad