Sesuatu Itu Kamu

Rabu, 05 Februari 2020

Sesuatu Itu Kamu



Sesuatu Itu Kamu

Apa yang kita jalani hari ini tak pernah aku rencanakan tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita, kamu dan aku sepakat untuk menjalin hati menumbuhkan perasaan kita belajar satu sama lain.

Aku berusaha memahami sifatmu yang masih asing untukku begitupun kamu yang senang hati menerima duniaku hal yang barang kali jarang atau belum pernah kamu temui sama sekali kita dua orang yang tak sehobi. 

Aku suka hal-hal yang sepi tidak begitu suka keramaian jikapun ingin menikmati waktu denganmu aku lebih suka waktu menghabiskan berdua saja menikmati angin yang bertiup lembut atau menatap senja di ujung pantai yang tak begitu ramai.

Semetara kamu lebih suka hal sebaliknya kamu suka hal-hal yang heboh sesuatu yang meriah, aku suka tempat-tempat yang mebuatku nyaman sebelumnya beberapa kali kita belajar keras saling memahami, kamu belum paham duniaku aku juga tak begitu paham duniamu.

Kita sempat berdebat hal sebenarnya tak perlu kita debatkan tetapi yang aku suka darimu kamu mau belajar tenang meski kita belum menemukan pemahaman yang sama, kamu mau belajar menerima duniaku itu juga yang membuatku belajar menerima duniamu.

Hal-hal yang tak pernah kulalui sebelumnya meski pada akhirnya aku menyadari pada satu hal penting untuk kita waktu telah menautkan hati kita hal yang harus kamu dan aku jalani bukan tentang memahami duniaku saja atau duniamu saja namun kita harus belajar menciptakan dunia yang baru.

Duniaku sebagai orang yang menekuni kegiatan tulis-menulis sejak  beberapa tahun lalu aku berkeinginan punya kekasih yang sehobi denganku namun tuhan mengirimkan kamu kepadaku bukan orang yang berkegiatan tulis-menulis kamu malah menekuni kegiatan masak-memasak.

Ya kamu suka memasak untuk orang-orang kamu pernah berkata kepadaku memasak membuatmu bahagia sama seperti aku menulis tidak membuatku tidak gila sejak hari itu aku mengerti satu hal lagi terkadang kita tak butuh orang yang paham dunia kita, orang sekegiatan dengan kita, yang kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita, yang mau sama-sama belajar saling memahami meski sebelumnya tidak tahu apapun satu sama lain.

Kini kita telah sepakat menjaga apa yang telah kita miliki meski beberapa kali kita berdebat untuk hal-hal yang belum sepenuhnya kita pahami tak mengapa itu wajar saja selama kamu dan aku percaya satu lain sehebat apapun kita berdebat percayalah rasa sayang yang kita punya jauh lebih besar dari pada itu.

Hal yang harus membuat kita kembali menyadari kita tidak boleh lama-lama merawat emosi buruk agar apapun yang kita jaga tetap terlawat dan Bahagia.

Dulu aku pernah membayangkan hidup dengan seseorang yang sama menulis buku namun kini aku selalu membayangkan kelak saat aku menulis buku ada seseorang yang menyediakan makanan untukku dan orang itu adalah kamu.


By: Boy Candra 

0 komentar :

Posting Komentar