Sesuatu Itu Kamu
Sesuatu Itu Kamu
Apa yang kita jalani hari ini tak pernah
aku rencanakan tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita, kamu dan aku sepakat
untuk menjalin hati menumbuhkan perasaan kita belajar satu sama lain.
Aku berusaha memahami sifatmu yang masih
asing untukku begitupun kamu yang senang hati menerima duniaku hal yang barang
kali jarang atau belum pernah kamu temui sama sekali kita dua orang yang tak
sehobi.
Aku suka hal-hal yang sepi tidak begitu
suka keramaian jikapun ingin menikmati waktu denganmu aku lebih suka waktu
menghabiskan berdua saja menikmati angin yang bertiup lembut atau menatap senja
di ujung pantai yang tak begitu ramai.
Semetara kamu lebih suka hal sebaliknya
kamu suka hal-hal yang heboh sesuatu yang meriah, aku suka tempat-tempat yang
mebuatku nyaman sebelumnya beberapa kali kita belajar keras saling memahami, kamu
belum paham duniaku aku juga tak begitu paham duniamu.
Kita sempat berdebat hal sebenarnya tak
perlu kita debatkan tetapi yang aku suka darimu kamu mau belajar tenang meski
kita belum menemukan pemahaman yang sama, kamu mau belajar menerima duniaku itu
juga yang membuatku belajar menerima duniamu.
Hal-hal yang tak pernah kulalui sebelumnya
meski pada akhirnya aku menyadari pada satu hal penting untuk kita waktu telah
menautkan hati kita hal yang harus kamu dan aku jalani bukan tentang memahami
duniaku saja atau duniamu saja namun kita harus belajar menciptakan dunia yang
baru.
Duniaku sebagai orang yang menekuni
kegiatan tulis-menulis sejak beberapa
tahun lalu aku berkeinginan punya kekasih yang sehobi denganku namun tuhan
mengirimkan kamu kepadaku bukan orang yang berkegiatan tulis-menulis kamu malah
menekuni kegiatan masak-memasak.
Ya kamu suka memasak untuk orang-orang kamu
pernah berkata kepadaku memasak membuatmu bahagia sama seperti aku menulis
tidak membuatku tidak gila sejak hari itu aku mengerti satu hal lagi terkadang
kita tak butuh orang yang paham dunia kita, orang sekegiatan dengan kita, yang
kita butuhkan hanyalah orang yang mau menerima dunia kita, yang mau sama-sama
belajar saling memahami meski sebelumnya tidak tahu apapun satu sama lain.
Kini kita telah sepakat menjaga apa yang
telah kita miliki meski beberapa kali kita berdebat untuk hal-hal yang belum
sepenuhnya kita pahami tak mengapa itu wajar saja selama kamu dan aku percaya
satu lain sehebat apapun kita berdebat percayalah rasa sayang yang kita punya
jauh lebih besar dari pada itu.
Hal yang harus membuat kita kembali
menyadari kita tidak boleh lama-lama merawat emosi buruk agar apapun yang kita
jaga tetap terlawat dan Bahagia.
Dulu aku pernah membayangkan hidup dengan
seseorang yang sama menulis buku namun kini aku selalu membayangkan kelak saat
aku menulis buku ada seseorang yang menyediakan makanan untukku dan orang itu
adalah kamu.
By: Boy Candra
0 komentar :
Posting Komentar