Kita yang Sia-sia
Kita yang Sia-sia
Aku percaya tidak
ada ihtiar yang sia-sia seperti kata pepatah lama hasil tidak akan pernah
mengkhiyati prosesnya dan aku bahkan sangat percaya bahwa takdir tuhan tidak
pernah salah tidak pernah tulis tanpa sengaja sekalipun seperti kita yang
berakhir pada kata sia-sia.
Tidak ada lagi
cinta atau semacamnya yang dulu pernah kita lantangkan dengan bangga tidak ada
lagi cita untuk berbagi segalanya lebih parahnya tak ada sedikitpun gairah
untuk sekedar menyapa dan satu-satunya hal yang kita lakukan hanya berpura-pura
lupa bahwa kita pernah ada.
Aku sudah banyak
belajar dari yang kamu lakukan dan aku menemukan teori paling menyenangkan
sekaligus menenangkan untukku tanamkan sebagai pedoman ihtiarku padamu yang
begitu besar di tambah rasa sabar yang tak pernah tertakar tidak pernah begitu
saja hilang tanpa kesan tuhan yang begitu sayang padaku.
Tentu lebih tahu
bahwa ihtiarku tak sebadan dengan perasaanmu, perasaanmu yang hanya sekedar bahkan
mudah pudar karenanya tuhan memisahkan kita aku membuka mataku lebih lebar
untuk melihat pepisahan ini sebagai jalan yang paling benar aku akan menikmati
semua kesedihan sampai pada tetesan terakhir.
Di ujung mata ku
resapin setiap makna yang tersirat agar aku tak pernah lagi terjebak pada kisah
serupa yang manisnya meyiksa pada janji serupa yang menyimpan bom waktu didalamnya
aku akan berdiri di atas kakiku sendiri tanpa semua kesedihan itu lagi karena
semua sudah selesai sampai disini.
Hatiku tak selemah
yang kamu kira patah hati karenamu justru akan membuatku lebih dan lebih baik
lagi hingga saat kamu menemukan tentangku yang baru kamu tak lagi mampuh
memandangku.
0 komentar :
Posting Komentar