Teruntai

Jumat, 24 Januari 2020

Teruntai



Teruntai

Bisik meja berdesit pada ubin
Lantai-lantai reda kusut sebagai sejarah
Dideru suara ada jendela yang usang berkarat
Tertampar angin, namun sejuk teduh berkaca diri

Seikat pita usang tertanggal di sebelah tangga
Tanda kau pakai pita itu untuk gerai rambutmu
Keset di depan pintu pernah tertapak hangat telapak kakimu
Sebelum kau pergi melangkah dengan dingin

Kepergianmu memanggil salju turun di paruh waktu bulan oktober
Selepas september semisal sedih aku merasakannya dalam-dalam
Seperti penghilangan paksa akan rasa yang telah mendarah daging
Dan kusisipkan sekata-kata ku sabdakan pada alam

Tentang penyertamu di kupu-kupu doa tenggelamlah rumah ini
Di kalut kenangan, aku sendiri melantun lagu atas nama rindu, atas derai daun
Dan ranting-ranting yang hangus terbakar dingin seperti waktu seperti detik
Aku adalah menit-menit yang sia-sia

Kelana doaku alapkan astakona sampai petala kurapal wajahmu 
Kuserukan suara serucik burung-burung
Pada hampa seluas biru disini aku membeku di kamarku, dirumah
Apakah kau lupa kata pulang

By: Riki Andriansyah
https://www.youtube.com/watch?v=rtIi4RQP2UI

0 komentar :

Posting Komentar