Teruntai
Teruntai
Bisik meja berdesit pada ubin
Lantai-lantai reda kusut sebagai sejarah
Dideru suara ada jendela yang usang berkarat
Tertampar angin, namun sejuk teduh berkaca diri
Seikat pita usang tertanggal di sebelah tangga
Tanda kau pakai pita itu untuk gerai rambutmu
Keset di depan pintu pernah tertapak hangat telapak kakimu
Sebelum kau pergi melangkah dengan dingin
Kepergianmu memanggil salju turun di paruh waktu bulan
oktober
Selepas september semisal sedih aku merasakannya dalam-dalam
Seperti penghilangan paksa akan rasa yang telah mendarah
daging
Dan kusisipkan sekata-kata ku sabdakan pada alam
Tentang penyertamu di kupu-kupu doa tenggelamlah rumah ini
Di kalut kenangan, aku sendiri melantun lagu atas nama rindu, atas derai daun
Dan ranting-ranting yang hangus terbakar dingin seperti waktu seperti detik
Aku adalah menit-menit yang sia-sia
Kelana doaku alapkan astakona sampai petala kurapal wajahmu
Kuserukan suara serucik burung-burung
Pada hampa seluas biru disini aku membeku di kamarku, dirumah
Apakah kau lupa kata pulang
0 komentar :
Posting Komentar