Perjumpaan Yang Sederhana

Rabu, 22 Januari 2020

Perjumpaan Yang Sederhana




Perjumpaan Yang Sederhana

Kota ini sedang dilanda gerimis tatkala jalan hidupku ditakdirkan untuk berubah selamanya. Adalah matamu yang pertama kali berbicara menembus pertahananku secara membabi buta. Kau diamkan tanganmu didalam jabatanku selama beberapa detik. Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk selamanya.

Segala keteraturan yang kubangun selama ini runtuh dalam sekejap Padahal, perjumpaan kita begitu sederhana tidak sedramatis kisah-kisah yang didongengkan para pujangga meski begitu, bagitu kau istimewa. Melebihi apa yang mampu digambarkan susastra bahkan aku yakin kau bukan manusia biasa. Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar diturunkan bersama lusinan bom atom yang meledakkan dimensiku dan aku hanya bisa pasrah, membiarkan perkenalan kita dimulai.

Hey jangan dulu pergi.
Aku tidak ingin pulang ke rumah lalu berlama-lama menatapmu membeku di layar ponsel kau terlalu indah untuk kubiarkan berkeliaran di linimasa. sudah, duduk saja disebelahku hingga di penghujung jaman bila perlu aku takkan keberatan jangan tanya kenapa logika telah mati.

Ajukan saja pertanyaan muluk itu pada jantungku yang berdebar saat tenggelam dalam senyumanmu
meski ku tahu. Senyumanmu untuk saat ini hanya basa-basi normatif tumbuh harapan dalam hatiku
berharap kelak dapat kutemui senyumanmu yang sesungguhnya dan jika tidak berlebihan akulah orang yang membuatmu tersenyum.

Kaupun pamit undur menyisakan wangi yang pekat mewarnai udara tanpa mau bertanggung jawab kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika kasmaran adalah narkotika maka kau adalah bandarnya
dan aku bagaikan pencandu yang rela menggadaikan jiwa demi manatap matamu sekali lagi.


By: Fiersa Besari





0 komentar :

Posting Komentar