Renggang

Rabu, 18 Maret 2020

Renggang



Renggang

Musim sudah berganti lagi-lagi penantianku sampai ke pergantian hari, suasana malam berubah lagi menjadi pagi aku sudah lelah mempelajari lelah mencari-cari karena dari  setiap "mengapa" yang kulemparkan sendiri. Sayang apa kabar senyummu yang mulai terasa begitu hambar sudah setipis apa rindu yang mulai terasa memudar masihkah ada aku dari setiap sinar matamu yang berpijar? benarkah keraguanku tentang hubungan kita yang hampir tiba diujung lontar?

Aku mulai berpikir bagaimana mengembalikan semua keposisi semula ke tempat yang seharusnya tentu saja saat kita masih jatuh cinta berdua saat dunia hanya berputar mengelilingi kita tapi nampaknya aku sudah kalah telak sebelum kau menolak sesuatu telah membuatmu menjadi juara tanpa ada pertandingannya.

Aku mulai merasa hampa, tak ada artinya, kau tahu maksudku benar kata renggang kini adalah yang paling pantas dalam menggambarkan kita jadi, ada bagian dari dirimu yang telah berubah tanpa aba-aba kamu tiba-tiba melangkah menjauh dengan tidak meninggalkan apapun kecuali luka hingga ketulusanmu tak mudah lagi kujamah aku memang menyukai sebuah perubahan tapi tidak dengan sikapmu, aku menyukai sebuah penyelesaian yang baik tapi tidak dengan perasaanmu.

Jangan katakan kita pernah berpisah dengan cara yang baik karena perpisah yang baik itu tidak ada kalau kita berdua masih baik-baik saja kenapa kita harus berpisah dan menyudahi segalanya aku percaya, kalau sesungguhnya kita masih mampu untuk belajar dewasa kamu tak perlu mencerai beraikan keyakinanku yang kutata sejak dulu cukup katakan kalau kamu sedang merasa bosan dengan hubungan kita atau ada sifat yang harus aku ganti jangan malah diam-diam pergi sejatinya kita masih mampu menenangkan ego masing-masing menahan diri untuk setia lebih lama dan tidak berpaling sejatinya, kita masih mampu untuk mengevaluasi kekurangan sehingga bisa kita tutupi dengan penerimaan dan kasih sayang.

Mungkin duniamu bukan lagi aku  kebahagiaan yang kamu cari tidak lagi ada padaku bukan rinduku yang ingin kamu temui bukan kesedihanku yang ingin kamu akhiri aku bukan lagi sebuah mimpi yang ingin kamu wujudkan sehingga kamu memutuskan untuk pergi mencari tempat dimana kamu bisa dapatkan lagi banyak kebahagiaan, aku bukan lagi yang kamu mau saat ini keberadaanku bukan lagi yang kamu butuhkan mungkin secepatnya kita akan menjadi bagian dari masa lalu bahkan ketika aku sedang giat-giatnya mendoakanmu sebagai masa depan aku hanya ingin kamu kembali baiklah, silahkan berubah tapi berubahlah lagi seperti dulu seperti kamu yang pertama bertemu sudah mencuri hati.


By: Nawang Nidio Titisari

0 komentar :

Posting Komentar